Wednesday, August 17, 2011

Sampah Antariksa Yang Memperihatinkan


Sebuah laporan Pentagon memperingatkan, ruang angkasa penuh dengan puing akibat benturan sejumlah satelit. Hal ini dapat menyebabkan "reaksi berantai tak terkendali" yang mampu menghancurkan jaringan komunikasi di Bumi.

Diungkapkan sejumlah ilmuwan, bahwa volume bekas peluncuran roket, pecahan satelit dan serpihan peluru kendali dalam orbit Bumi, kini cukup memperihatinkan.

Tabrakan antara dua satelit atau puing besar dari 'sampah antariksa' dapat mengirimkan ribuan keping puing sampah ke dalam orbit, yang kemudian dapat menghancurkan satelit-satelit.

Sistem posisi global, koneksi telepon internasional, sinyal televisi dan prakiraan cuaca merupakan salah satu layanan yang beresiko mengalami gangguan kerusakan akibat tabrakan ini. 

Ini merupakan 'reaksi berantai' yang dapat terjadi akibat kacaunya puing, sehingga mengganggu satelit-satelit komersial maupun militer, Departemen Pertahanan AS memperingatkan.

Ada pula kekhawatiran bahwa puing-puing itu dapat mengancam nyawa para astronot pada pesawat ulang-alik maupun yang berada di Stasiun Antariksa Internasional.

Maret lalu, sebuah laporan yang dikirim ke kongres (non-publikasi), mengatakan ruang angkasa "semakin padat" dan memperingatkan adanya situasi yang semakin memburuk.

Bharath Gopalaswamy, ilmuwan roket India yang sedang meneliti sampah antariksa di Stockholm International Peace Research Institute, memperkirakan bahwa kini, terdapat lebih dari 370.000 keping sampah, dibandingkan dengan jumlah satelit yang hanya 1.100 pada orbit Bumi (LEO), antara 490-620 mil di atas planet ini.

Februari 2009, tabrakan antara bangkai satelit kosmos Rusia dengan sebuah satelit Iridium Communication Inc, telah menyisakan sekitar 1.500 puing sampah pada 4,8 mil perdetik.

Uji rudal China yang menghancurkan sebuah satelit pada Januari 2007, telah meninggalkan 150.000 puing sampah pada atmosfir, menurut Dr. Gopalaswamy, seperti dilansir Telegraph.

Puing ini lebih dikenal sebagai "sampah orbit" yang terdiri dari mur, baut serta sampah lain dari sejumlah misi antariksa.

"Ini sebagai titik puncak, tidak ada satelit yang terlindung dari kerusakan semacam ini," ujar Gopalaswamy.

Menurut Space Posture Review, uji rudal China dan puing satelit Rusia merupakan faktor utama yang mendorong Amerika Serikat membantu PBB menghimbau sejumlah perusahaan dan beberapa negara untuk tidak mengacaukan orbit dengan sampah.

Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Urusan Antariksa (UNOOSA), tahun lalu telah mengeluarkan Pedoman Mitigasi Puing Antariksa, mendesak dilakukannya pembersihan peluncur sejumlah kendaraan dan pesawat antariksa dari orbit Bumi setelah misi mereka berakhir.

Mazlan Othman, Direktur UNOOSA, mengatakan ruang angkasa membutuhkan "kebijakan dan hukum guna melindungi kepentingan umum."

"Kita semestinya menggunakan seluruh instrumen untuk memastikan bahwa kebutuhan hidup tidak terganggu akibat kesalahan pada ruang angkasa," tambahnya.


sumber:erabaru.com

No comments:

Post a Comment